Kamis, 24 Februari 2011

DEBUS ( KEBUDAYAAN TRADISIONAL BANTEN )



Debus merupakan salah satu budaya dari berbagai macam budaya yang ada di Indonesia. Konon kesenian bela diri debus berasal dari daerah al Madad. Semakin lama seni bela diri ini makin berkembang dan tumbuh besar disemua kalangn masyarakat banten sebagai seni hiburan untuk masyarakat. Inti pertunjukan masih sangat kental gerakan silat atau bela diri dan penggunaan senjata. Kesenian debus Banten ini banyak menggunakan dan memfokuskan pada kekebalan seseorang pemain terhadap serangan benda tajam, dan semacam senjata tajam ini disebudebus. Kesenian ini tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun lalu, bersamaan dengan berkembangnya agama Islam di Banten. Pada awalnya kesenian ini mempunyai fungsi sebagai penyebar agama, namun pada masa penjajahan Belanda dan pada saat pemerintahan Sulatan Agung Tirtayasa, seni bela diri ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat Banten melawan penjajah. Debus dalam bahasa arab yang berarti senjata tajam yang terbuat dari besi, mempunyai ujung yang runcing dan berbentuk sedikit bundar. Dengan alat inilah para pemain debus dilukai, dan biasanya tidak dapat ditembus walaupun debus it dipukulkan berkali-kali oleh orang lain. Dalam melakukan atraksi ini setiap pemain mempunyai syrat-syarat yang berat, sebelum pentas mereka melakukan ritual-ritual yang diberikan oleh guru mereka. Biasanya dilakukan 1-2 minggu sebelum ritual dilakukan. Selain itu mereka juga dituntut mempunyai iman yang kuat dan harus yakin dengan ajaran Islam. Pantangan bagi pemain debus adalah tidak boleh minum minuman keras, main judi, bermain wanita, atau mencuri. Dan pemain juga harus yakin dan tidak ragu-ragu dalam melaksanakan tindakan terbut, pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain bisa sangat membahayakan jiwa pemain tersebut. Menurut beberapa sumber sejarah, debus mempunyai hubngan dengan tarekat di dalam ajaran Islam. Yang intinya ssangat kental dengan filosofi keagamaan, mereka dalam kondisi yang sangat gembira karena bertatap muka dengan Tuhannya. mereka menghantamkan benda tajam ke tubuh mereka, tiada daya upaya melainkan karena Allah semata. Kalau Allah tidak mengijinkan golok, parang maupun peluru melukai mereka, maka mereka tidak akan terluka.
Tetapi sekarang sudah di tetapkan bahwa debus merupakan salah satu kebudayaan daerah Banten. Fenomena ilmu debus memang kontroversial, dewasa  ini banyak ilmu - ilmu tiruan debus yang dulu mulanya murni untuk beladiri mengusir penjajah dan untuk pengislaman di tanah banten pada masa kesultanan Banten pada era sultan Hasanudin, tapi sekarang banyak ilmu debus yang menggunakan imitasian seperti sulap / akrobat asal dari luar maupun yang berasal dari daerah selain Banten.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar